Namun dibalik itu, film merupakan suatu bentuk seni yang digabungkan dengan teknologi, teknik kamera, animasi ataupun special effects yang sesungguhnya merupakan refleksi yang bertolak dari kebudayaan dan realitas sosial dalam kehidupan nyata. Walaupun menonton film dapat dilakukan lewat televisi ataupun VCD / DVD, daya tarik menonton film di bioskop tidak pernah memudar. Alhasil, filmpun tidak akan pernah lepas dari industri komersil maupun ekspansi negara-negara barat karena bisnis produksi film semakin berkembang pesat dewasa ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya film barat (Hollywood) yang beredar secara dominan di Indonesia, melebihi film nasional maupun film Asia ataupun Eropa. Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk mengulas tentang produksi film, yang meliputi tahap-tahap produksi, faktor-faktro produksi film, sistem pendanaan film dan modes of production. Selain itu, penulis akan mengulas tahap-tahap produksi dari film The Devil Wears Prada.
A. Proses Produksi Film Proses pembuatan film pada dasarnya berawal dari pengungkapan ide dan gagasan seseorang yang dituangkan dalam penulisan scenario, syuting, editing dan akhirnya distribusi serta ekshibisi pada publik. Seiring perkembangan teknologi multimedia, manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi lebih bagus dan bervariasi. Proses ini memakan waktu yang tidak menentu, dengan jumlah orang yang relatif banyak (dari kru hingga pemain) dan bisa dilakukan di belahan dunia