Berubah atau perubahan adalah sebuah keniscayaan di dunia yang dinamis ini dan suka atau tidak suka, hal tersebut harus dijalani. Perubahan adalah peralihan dari kondisi yang sudah diketahui (kondisi sekarang) ke kondisi baru yang mungkin masih tidak menentu. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja, memenuhi tuntutan kondisi, memperkuat daya saing, meningkatkan kualitas dan menjadi lebih efisien. Dan perlu diingat, perubahan merupakan persiapan dan alat kontrol masa depan serta respon terhadap isu yang mendesak, tuntutan kehidupan, reaksi pelanggan, reaksi karyawan, kondisi keuangan, jadwal yang ketat, kebutuhan organisasi, isu lingkungan, dan sebagainya. Contohnya adalah perubahan proses produksi, proses mengontrol kualitas, perubahan budaya (culture), rekayasa baru, perubahan organisasi dan fungsional, penggunaan sistem baru dan sebagainya. Perubahan dilakukan karena di masa yang akan datang diperlukan cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu. Tetapi perubahan pasti menghadapi berbagai kesulitan, masalah dan tantangan selama prosesnya, sehingga perlu pemimpin yang kuat dan aktif untuk menghadapinya.
Pemimpin memegang peranan penting dan vital untuk menyukseskan proses perubahan dan memberikan hasil sesuai yang diinginkan, dengan menyelesaikan permasalahan yang ada. Meskipun telah ada persiapan dan perencanaan yang cukup, permasalahan dipastikan selalu ada, dan tidak ada jaminan proses ini akan berjalan atau memberikan hasil sesuai yang diinginkan. Menurut survey McKinsey (2006), hanya 6% dari proyek ini berhasil dengan baik (32% berhasil dengan catatan). Jadi bisa disimpulkan sebagian besar proyek mengalami kegagalan. Sebuah penelitian dari Ernst & Young dan American Quality Foundation, menemukan juga sebagian besar (mayoritas) proyek peningkatan kualitas gagal mencapai hasil yang maksimal. Survey lain menunjukan 2/3 moral karyawan lebih buruk atau tidak berubah sama sekali terhadap perubahan yang