UJIAN PENCERNAAN
Oleh :
Hidayat Septiady G1B113011
Dosen pembimbing
Ns. Dini Rudini,. S.Kep,. M.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2014-2015
Soal Ujian Blok Pencernaan
1. Analisi secara lengkap dari anatomi fisiologi sistem pencernaan, dari sistem pencernaan bagian atas sampai dengan rectum. Buat kajian dari segi design, dan fisiologisnya tambahkan kajian dari dalil naqli (sesuai tuntunan kitab suci (contoh: alqur’an (bagi umat muslim)).
2. Kasus untuk nomor 2
Ny. T umur 37 tahun di rawat di RS dengankeluhansebelum masuk rumah sakit diare, BAB cair bercampur darah mukopurulen, BAB lebihdari 20 kali sehari dan terdapat perdarahan per rectal, anoreksia. …show more content…
o Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin. o Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
• Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
e. Usus Halus / Intestinum Minor
Organ ini terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum mempunyai panjang kira-kira 5- meter, sebagai bagian dari tracktus gastrointestinalis berfungsi untuk proses kimiawi (duodenum) dan absorbsi (jejunum dan ileum). Intestinum tenue terbentang dari pylorus sampai valvula ilecaecalis.
• Duodenum
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus.
Fungsi duodenum adalah mencampur chime dengan enzim duodenum,pancreas dan biliaris. Selain itu mengatur pengosongan gaster dan vesica biliaris, chime yang bersifat asam akan menyebabkan sekresi hormon enterogastron yang menghambat peristaltic gaster. Sedangkan chime yang mengandung lemak menyebabkan sekresi hormon cholecystokinin yang mempengaruhi kontraksi oto vesica …show more content…
Pasien ini harus dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti uji diagnostik untuk menegakan diagnosa dan menentukan rencana asuhan keperawatannya. Apabila setelah di diagnosa, maka bakal bisa di tentukan pengobatan apa yang sesuai dengan kondisi pasien. Selanjutnya bakal dilakukan perawatan kepada pasien sampai pasien mampu beraktivitas sebagai mana biasanya. Apabila pasien negatif, kita dapat melakukan preventif dan promotif. Pasien diberikan pendidikan kesehatan agar terhindar dari penyakit askariasis ini dan dilatih juga pasien untuk menjaga lingkungan dan menjaga kebersihan diri dan juga makanan, supaya untuk meningkatkan status kesehatan