Pohon (kecil), tinggi hingga kurang lebih 25 m, 30 cm dbh, reproduktif mulai tinggi 5 m dan 5 cm dbh. Ranting padat, berambut rapat (rambut tunggal, pendek). Daun penumpu bulat-telur-melebar, semi-persisten, ujung melengkung ke atas dan ke dalam membentuk struktur seperti kantung, tidak melingkari ranting seluruhnya, panjang 3-15 mm, lebar 5-15 mm. Tangkai daun berambut rapat, panjang hingga 25 cm. Daun berseling, memerisai, 3-cangap, panjang 7,5-24 cm, lebar 8-30 cm, rasio panjang:lebar 0,83-0,97; urat daun sekunder 6-11, berakhir di tepi daun; panjang cangap tengah 3-9 cm, lebar 3,5-8,5 cm, panjang cangap lateral 2,5-7 cm; pangkal daun membulat-melebar hingga menjantung, jarak antara insersi tangkai daun dengan tepi pangkal daun 1-3,5 cm; tepi daun berkelenjar; permukaan atas daun gundul hingga berambut pada urat-urat daun; permukaan bawah daun berambut rapat, jarang keputih-putihan, bertitik-titik kelenjar rapat. Perbungaan jantan bercabang; bunga-bunga dalam ikatan di tiap brakteola; tepi brakteola berjumbai. Perbungaan betina bercabang; lebar buah 5-6 mm, ruang biji 2, permukaan buah tertutup kelenjar.
Ekologi: Dikoleksi hingga ketinggian kurang lebih 100 m dpl. Pohon pionir terutama di rawa-rawa.
Penyebaran: Semenanjung Thailand dan Malaysia, Sumatra dan Borneo. Di Borneo jenis ini dikoleksi dari keseluruhan pulau.
The most conspicuous and species-rich ant-plant mutualism in the Malesian region is found in the important pioneer tree genus Macaranga, yet little is known about the identities or community ecology of the species involved. Our studies have revealed a far more complex system than previously thought. This paper presents the first extensive investigation in the whole distribution area of myrmecophytic Macaranga. All ant-inhabited species were restricted to the moister parts of SE Asia: Peninsular Malaysia, South and East Thailand, Sumatra and Borneo. We found a rather strict and similar altitudinal